Wednesday, March 19, 2008

Studi Ke Maroko,Yuk?

Studi Ke Maroko, Yuk ?

By : Khoirurrijal

Saya tiba di Maroko setahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 Februari 2007. Alhamdulillah, saya diterima di Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sastera Arab, Program Studi Linguistik Terapan, Teknologi Informatika dan Komunikasi pada Universitas Moulay Ismail Meknes. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi atas nikmat yang diberikan kepada saya untuk menimba ilmu di negeri al-maghrib al-‘aqsha (sebutan lain dari Maroko), semoga Allah SWT selalu memberi kemudahan di dalam menimba ilmu di negeri maghrib ini, amin.

Banyak hal menarik yang bisa diambil dari negeri magrib, paling tidak faktor bahasa adalah faktor yang menarik hati saya untuk melanjutkan studi S3 saya ke Maroko, di samping itu juga, tidak bisa dipungkiri akan ilmu kajian keislaman, filsafat, tasawuf, sejarah, sastera, hukum, ekonomi, pendidikan, kedokteran, fisika, biologi, matematika, sosiologi, keimigrasian, teknik sipil, dan ilmu-ilmu urgen lainnya.

Mahasiswa Indonesia pada umumnya studi di berbagai disiplin keilmuan yang tersebar di berbagai Universitas Maroko, seperti Universitas Moulay Ismail Meknes, Universitas Mohammad V Rabat, Darul Hadis Hasaniyah Rabat, Universitas Ibnu Thufail Kenitra, Universitas Qarrawiyyin Tetouan, Universitas Cadi Ayyadh Marrakech, Universitas Sidi Muhammad ben Abdillah Fes, Universitas Sulthan Sulaiman Bani Milal, Universitas Hasan Tsani Muhammadiyah dan universitas lainnya.

Bahasa Arab dan Prancis

Selain belajar Bahasa Arab, Mahasiswa Indonesia yang belajar di Maroko, memiliki peluang besar untuk bisa berbahasa Prancis, masalahnya Bahasa Prancis di Maroko sudah menjadi bahasa rakyat di semua wilayah. Bahkan di kota-kota tertentu, Bahasa Prancis lebih dominan ketimbang Bahasa Arab. Acara-acara di televisi, berita-berita di radio, koran, majalah, banyak yang berbahasa Prancis. Pusat-pusat kebudayaan Prancis, tersebar di setiap kota-kota besar di Maroko, seperti Rabat, Meknes, Marrakech, Fes, Tetouan, Casablanca, dll. Buku-buku dari yang ringan sampai yang beratpun, banyak ditulis dalam bahasa Prancis. Seminar, Simposium, Diskusi dan ceramah-ceramah ilmiahpun, banyak dipresentasikan dalam bahasa Prancis. Artinya, bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Maroko, bisa atau tidak berbahasa Prancis, adalah soal kemauan saja seiring dengan kata-kata bijak “Di situ ada kemauan di situ ada jalan”.


Kenapa bahasa Prancis urgen? Banyak alasan. Alasan keilmuannya adalah kita bisa berselancar di dua jalur keilmuan yang belakangan terasa menjadi semakin penting: filsafat dan sastra. Di jalur filsafat, kita bisa menemukan Michel Foucoult, Ferdinand de Saussure, Jean Boudrillard, Derrida, dll. Sementara di dunia sastra, setidaknya kita bisa mengenal lebih dekat Victor Hugo dan karya-karyanya. Alasan lebih riil, penguasaan Bahasa Prancis memudahkan kita mencari pekerjaan. Hukum ekonominya mengatakan “ketika persediaan terbatas dan permintaan bertambah, kebutuhan akan tinggi dan harga akan meningkat”. Setidaknya, pencari kerja (khususnya di dunia kerja yang berdimensi internasional) di Indonesia yang berbahasa Prancis lebih sedikit ketimbang yang berbahasa Inggris.

Pengiriman Pelajar Indonesia ke Maroko, setiap tahunnya diharapkan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar kerja di Indonesia. Banyak perusahaan asing dan Peguruan Tinggi, baik Negeri maupun swasta yang masih menunggu alumni-alumni Maroko yang memiliki kemampuan penguasaan bahasa Arab dan Prancis.

No comments: