Thursday, October 11, 2007

Dzikrullah

DZIKRULLAH

(Menggapai Ketenteraman Hati)

Oleh : Khoirurrijal, S.Ag, M.A.*

* Alumni KMI Pondok Modern Gontor tahun 1994, Kandidat Doktor Di Universitas Moulay Ismail Meknes Maroko, Peneliti dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Lampung.

RAMADHAN adalah bulan amal ibadah. Sebagai bulan amal ibadah, kesempatan bulan Ramadhan ini menjadi saat sangat tepat dan kondusif untuk meningkatkan amal ibadah kita kepada Allah Swt dengan selalu "ingat" kepada-Nya (dzikrullah).

Suasana bulan yang suci, penuh rahmat, berkah, kemuliaan, ketenangan, dan kedamaian ini seharusnya memberi stimulus kita untuk semakin "ingat" akan kebesaran, kekuasaan, dan keagungan Allah ‘Azza wa Jalla. Di dalam ajaran Islam, dzikrullah berarti menjaga hati untuk selalu menyebut dan mengingat Allah Swt.

Menurut kalangan sufi, sebagaimana dijelaskan Imam Al-Ghazali dan Ibn Athaillah, dzikir kepada Allah Swt memiliki tiga bagian.

Pertama, dzikir lisan-disebut dzikr jali (jelas); yaitu mengingat Allah Swt dengan ucapan lisan, yang berupa ucapan pujian, syukur, dan doa kepada-Nya. Misalnya, seseorang mengucapkan tahlil (la ilaha illaallah), tasbih (subhanallah), dan takbir (allahu akbar).

Rasulullah memberi contoh dzikir, seperti disebutkan di dalam hadits, "Kalau aku membaca subhanallah wa al-hamdu lillahi wa la ilaha illallah wallahu akbar, maka bacaan itu lebih aku gemari daripada mendapatkan kekayaan sebanyak apa yang berada di bawah sinar matahari." (HR Muslim).

Kedua, dzikir hati-disebut dzikr khafi (sembunyi); yaitu mengingat Allah Swt dengan khusyuk karena ingatan hati, baik disertai dzikir lisan ataupun tidak. Seseorang yang melakukan dzikir semacam ini, hatinya senantiasa memiliki hubungan dengan-Nya; merasa kehadiran Allah Swt di dalam dirinya. Ketika berdzikir, kita sesungguhnya dekat dengan Allah Swt.

Ketiga, dzikir jiwa-raga, dzikr haqiqi; yaitu mengingat Allah Swt yang dilakukan seluruh jiwa dan raga, baik lahiriah maupun batiniah, di mana dan kapan saja. Jiwa dan raga kita hanya mengerjakan perintah-perintah Allah Swt dan menghindarkan diri dari berbagai larangan-Nya. Inilah tingkatan paling tinggi dalam mengingat Allah Swt, seperti diakui kalangan sufi.

Faedah-Faedah Dzikir

Bila seseorang benar-benar melaksanakan dzikir sesuai dengan yang dikehendaki Allah Swt dan Rasul-Nya, maka setidaknya ada 20 faedah yang diperoleh oleh orang tersebut, yaitu :

1. Baik sangka kepada Allah Swt.

2. Mendapat rahmat dan inayah dari Allah Swt.

3. Memperoleh sebutan dari Allah Swt dihadapan hamba-hamba pilihan.

4. Membimbing hati dengan mengingat dan menyebut Allah Swt.

5. Melepaskan diri dari azab Allah Swt.

6. Memelihara diri dari godaan setan dan membentengi diri dari maksiat.

7. Mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

8. Mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah Swt.

9. Memberikan sinar kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa.

10. Menghasilkan tegaknya suatu rangka dari Iman dan Islam.

11. Menghasilkan kemuliaan dan kehormatan di hari kiamat.

12. Melepaskan diri dari perasaan menyesal.

13. Memperoleh penjagaan dan pengawalan dari para malaikat.

14. Menyebabkan Allah Swt bertanya kepada para malaikat yang menjadi utusan Allah Swt tentang keadaan orang-orang yang berdzikir itu.

15. Menyebabkan berbahagianya orang-orang yang duduk beserta orang-orang yang berdzikir, walaupun orang orang tersebut tidak berbahagia.

16. Menyebabkan dipandang "ahlul ihsan", dipandang orang-orang yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.

17. Menghasilkan ampunan dan keridhaan Allah Swt.

18. Menyebabkan terlepas dari pintu fasiq dan durhaka. Karena orang yang tiada mau menyebut Allah Swt (berdzikir) dihukum orang yang fasiq.

19. Merupakan ukuran untuk mengetahui derajat yang diperoleh disisi Allah Swt.

20. Menyebabkan para Nabi dan orang Mujahidin (syuhada) menyukai dan mengasihi.

Dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa dengan dzikir kepada Allah Swt, akan tergapai ketenteraman hati, sebagaimana firman-Nya: Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra'd [013]:28).

Oleh karena itu, mari kita tingkatkan dzikir kita kepada Allah Swt, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun, agar hati kita selalu tenteram lantaran selalu ingat kepada Allah Rabbul Izzati, amin. Wallahu A’lam.

No comments: