Thursday, October 11, 2007

Hikmah Ramadhan

Hikmah Ramadhan

BULAN RAMADHAN, BULAN PENINGKATAN DIRI*

Oleh : Khoirurrijal, S.Ag, M.A.*

* Kandidat Doktor Di Universitas Moulay Ismail Meknes Maroko, Peneliti dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Lampung, Pemerhati Masalah-masalah Pendidikan, Bahasa, Sosial Kemasyarakatan dan Keagamaan.

Waktu berjalan sesuai dengan sunatullah. Detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari dan begitu seterusnya. Siang dan malampun datang silih berganti. Allah Swt berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لمَِّنَْْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوْرًا.

''Dan Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.'' (Q.S. Al Furqaan [25]:62).

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dan bersyukur terhadap kenikmatan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita, yakni nikmat berupa Iman dan Islam, termasuk juga nikmat kesehatan, nikmat umur panjang, dan nikmat bisa bertemu dan beribadah di bulan suci ramadhan tahun ini, sebab bulan Ramadhan adalah bulan untuk bertadharru’, meratap kepada Allah SWT agar segala kesusahan, kedlaliman dan diskriminasi dijauhkan dari kita, serta bulan peningkatan amal ibadah kepada Allah Swt untuk meraih predikat ”laallakum tattaqum” yakni benar-benar menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah [02] : 183)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi umat muslim, karena al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Selain itu di dalam bulan Ramadhan ini Allah Swt menjauhkan semua penyebab kehancuran dan kemaksiatan, syaitan laknatullah diikat, hingga tidak kuasa untuk membujuk manusia melakukan kemaksiatan yang keji dan terlarang, karena manusia sibuk melakukan ibadah, mengekang hawa nafsu mereka dengan beribadah, berdzikir dan membaca al-Qur’an. Ini sekaligus penggugah hamba beriman bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan ibadah dan taat kepada Allah Swt ataupun melakukan maksiat karena sumber utama penyebab kemaksiatan, yaitu syetan laknatullah telah dibelenggu.

Maka sangat beruntunglah bagi mereka yang mau memanfaatkan kesempatan tersebut, dan mudah-mudahan menjadi salah satu dari mereka yang dimuliakan dan diselamatkan dari api neraka di bulan suci tersebut. Sesungguhnya Allah Swt membebaskan hamba-Nya dari siksa neraka karena beberapa amal: ada yang karena mentauhidkan Allah Swt, ada yang karena shalat dan zakat, dan pembebasan pada bulan Ramadhan adalah karena puasa dan barakah yang terkandung di dalamnya, dengan banyaknya dzikir dan taubat yang dilakukan dalam bulan suci tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu mari kita isi bulan Ramadhan ini dengan peningkatan diri kita dalam berbagai kegiatan ibadah kepada Allah Swt, karena bulan ramadhan itu adalah:

Pertama : Bulan Ibadah

Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah Swt berfirman :

إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ.

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “ (Q.S. Ar- Ra’du [13] : 11).

Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam.

Kedua : Bulan Taubat


Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami. Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah Swt, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.

Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah Swt berfirman:

وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur [24] : 31).

Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah Swt. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah Swt.

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثًمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّْوْا مُجْرِمِيْنَ.

“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS Hud [52] : 52)

Ketiga : Bulan Da’wah dan Tarbiyah


Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di luar Ramadhan.

Keempat : Bulan Muhasabah (Bulan Evaluasi)


Semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.

Semoga Allah Swt senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tulisan ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya masyarakat yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Amin ya Rabbal Alamin.

diposting di :

http://serrum.org/buntetpesantren/2007/09/26/ramadhan-bulan-peningkatan-diri/

No comments: